Definisi
Sisplatin, obat kemoterapi yang
sering digunakan pada keganasan di daerah leher dan kepala, sudah diketahui
memiliki efek gangguan dengan sensori neural yang ireversibel. Hasil penelitian
menunjukkan penurunan glutahione
akibat terbentuknya radikal bebas yang pada akhirnya dapat menyebabkan
kerusakan pada sel rambut kokhlea.
Selain sisplatin, carboplatin juga
dilaporkan mempunyai efek ototoksik yang lebih rendah dibanding sisplatin. Obat
ini sering digunakan pada keganasan di kebidanan, paru-paru, sistem saraf
pusat, kepala, leher, dan keganasan testikuler. Obat kemoterapi bersifat
nonspesifik pada siklus hidup sel, mempengaruhi DNA mengganggu proses replikasi
sel.
Sisplatin terdistribusi secara luas
ke seluruh tubuh dan konsentrasi tertinggi didapatkan di ginjal, hati, dan
prostat. Sisplatin membentuk ikatan reversibel dengan protein plasma dan masih
dapat terdeteksi sampai dengan 6 bulan setelah penghentian terapi. Carboplatin
tidak berikatan dengan protein plasma dan dapat dibersihkan lebih cepat melalui
ginjal. Dosis dan efektivitas sisplatin dan karboplatin dibatasi oleh efek
samping yang ditiimbulkan. Efek samping yang paling utama adalah nefrotoksik
dan ototoksis yang tergantung pada dosis.
Patofisiologi
Kerusakan terjadi pada stria vaskularis di skala media dan
menyebabkan kematian sel rambut luar kokhlea yang berawal dari bagian basal
kokhlea. Radikal bebas diproduksi oleh NADPH
oxidase di sel rambut dalam kokhlea setelah terpapar oleh sisplatin. NADPH oxidase adalah enzim yang
mengkatalisasi pembentukan radikal superokside. Salah satu bentuk NADPH oxidase, NOX3, secara selektif
diproduksi di telinga dalam dan adalah sumber yang penting dari pembentukan
radikal bebas di kokhlea yang dapat menyebabkan gangguan pendengaran. Radikal
bebas ini nantinya akan memicu proses kematian sel secara apoptosis yang
diperantari oleh mitokondria dan caspase yang pada akhirnya mengakibatkan gangguan
dengar yang permanen.
Faktor Resiko
Beberapa faktor resiko terjadinya
ototoksisitas pada pemberian obat kemoterapi telah berhasil dikenali, antara
lain dosis dan jumlah siklus terapi yang semakin tinggi, riwayat terapi radiasi
pada daerah kepala sebelumya, pasien dengan usia yang ekstrim, dehidrasi,
pemberian obat ototoksik lainnya pada waktu bersamaan, serta gagal ginjal.
Tanda dan Gejala
Keluhan dapat beruba tinitus dan
gangguan dengar. Gangguan dengar biasanya sensorineural, bilateral, progresif,
dan permanen. Frekuensi tinggi biasanya yang pertama kali terpengaruh. Gejala
dapat muncul setelah pemberian dosis yang pertama atau bisa juga beberapa hari
atau bahkan beberapa bulan setelah
pemberian dosis terakhir.
Pencegahan
Pada pasien yang akan
menerima obat, usahakan untuk mendapatkan hasil pemeriksaan sebelum, selama,
dan sesudah terapi bahkan sampai 6 bulan kemudian. Anjurkan pasien untuk
menghindari suasana yang bising sampai 6 bulan setelah terapi selesai.
Berbagai obat kemoprotektor
menunjukkan penggunaan antioksidan untuk mengurangi efek ototoksik dari
sisplatin. Penelitian pada hewan menggunakan vitamin E, L-N-Acetyl cysteine dan sodium
thiosulfate, D-methionine, salisilat, iron chelators, caspase, atau calpain
inhibitors, dan bahkan terapi gen menunjukkan hasil yang bermanfaat untuk
memastikan teori ini. Namun sebagian besar penelitian masih dilakukan pada
binatang, sehingga penelitian lanjut pada manusia masih diperlukan.